Pengukuran suhu tanah di stasiun klimatologi pertanian umumnya dilakukan pada berbagai kedalaman, yaitu 5 ; 10 ; 20; 50 dan 100 cm dari permukaan tanah. Pengukuran dilakukan pada tanah berumput pendek dan pada areal terbuka. Seperti diketahui bahwa suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Semakin rendah suhu, semakin sedikit air yang diserap oleh akar, karena itu penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Tipe-tipe Thermometer Tanah:
1. Thermometer Tanah Berselebung kayu Thermometer ini menggunakan thermometer air raksa yang panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan, dan diberi selubung kayu. Maksud penggunaan selubung kayu ialah mencegah agar penyerapan panas seminimum mungkin sehingga tidak berpengaruh terhadap pemuaian Hg. Thermometer ini ditancapkan tegak lurus dalam lubang tanah yang telah disiapkan, dengan bagian skala muncul diatas. Letak dan kedudukannya tidak boleh berubah dan dapat digunakan untuk berbagai kedalaman pengukuran yang telah disebutkan di atas. Namun kelemahan thermometer tipe ini ialah :
- Pembacaan agak sulit dilakukan karena letaknya yang terlalu rendah.
- Selubung kayu mudah rusak.
2. Thermometer tanah bengkok ( berskala bengkok ) Jenis thermometer ini merupakan modifikasi bentuk thermometer air raksa. Untuk mempermudah pembacaan, skala dibuat bengkok dengan sudut antara 60°,45°,15°, atau 0° dari permukaan tanah. Thermometer berskala bengkok ini bekerja dengan baik pada kedalaman 5; 10; dan 20 cm. Kelemahan jenis thermometer ini adalah mudah terjadi adhesi air raksa dengan dinding kaca karena radiasi intensif dari sinar matahari, sehingga bagian skala perlu dilindungi kain putih atau selubung putih yang mengkilat. Pengukuran suhu tanah di stasiun klimatologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menggunakan jenis thermometer biasa.
No comments
Post a Comment